Kamis, 21 Juli 2016

Satuan Acara Pembelajaran Halusinasi



SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
HALUSINASI

A. Topik          : Perilaku Halusinasi
Sub topic    : Cara Mengontrol Halusinasi

B. Pelaksanaan
Hari/Tanggal           : Senin, 15 April 2016
Waktu                     :  10.00 pagi
Tempat                   :  Poli Jiwa


C. Sasaran
Keluarga dan pasien.

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan keluarga mampu memahami tentang cara mengenali Halusinasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang Halusinasi selama 1 x 15 menit, diharapkan pasien dan keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian dari Halusinasi
b. Menjelaskan proses terjadinya halusinasi
c. Menjelaskan macam – macam Halusinasi
d. Menjelaskan tanda – tanda  dari Halusinasi
e. Menjelaskan cara mengontrol Halusinasi

E. Pokok Materi
Terlampir

`F. Kegiatan Pembelajaran
No
Tahap
Kegiatan
Waktu
Respon yang diharapkan
1.
Pre Interaksi
1.      Salam pembuka
2.      Perkenalan perawat
3.      Penyampaian tujuan pendidikan kesehatan 
4.      Melakukan kontrak waktu
5.      Menyampaikan apersepsi
5 menit
1.      Pasien dan keluarga menjawab salam
2.      Pasien dan keluarga menerima perkenalan
3.      Pasien dan keluarga mengerti tentang tujuan penkes
4.      Pasien dan keluarga menyetujui kontrak waktu
5.      Pasien dan keluarga mau menyampaikan pendapat
2.
Interaksi
Ø Menjelaskan isi dari materi :
a.         Menjelaskan pengertian dari Halusinasi
b.         Menjelaskan proses terjadinya halusinasi
c.         Menjelaskan macam – macam Halusinasi
d.        Menjelaskan tanda - tanda dari Halusinasi
b.         Menjelaskan cara mengontrol Halusinasi
20 menit
Ø Pasien dan keluarga mampu dan mau untuk mendengarkan ceramah dengan baik dan kooperatif



·         Mempersilahkan pasien dan keluarga untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami
·         Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga

·         Pasien dan keluarga mau bertanya



·         Pasien dan keluarga kooperatif dan mau berpartisipasi dengan baik
3.
Terminasi
·         Menjelaskan yang belum dipahami
·         Melakukan evaluasi pelaksanaan penkes
·         Menyampaikan kesimpulan penkes
·         Melakukan kontrak waktu yang akan datang
·         Menyampaikan salam penutup
5 menit
·         Pasien dan keluarga mau mendengarkan
·         Pasien dan keluarga menjawab pertanyaan perawat
·         Pasien dan keluarga memperhatikan
·         Pasien dan keluarga menyetujui kontrak waktu
·         Pasien dan keluarga menjawab salam


G. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

H. Alat dan Media Penyuluhan
Leaflet

I. Evaluasi
1.      Pasien dan keluarga dapat Menjelaskan pengertian dari halusinasi walaupun belum sempurna
2.      Pasein dan keluarga dapat Menjelaskan proses terjadinya halusinasi walaupun masi ada kekurangan dalam penjelasannya. Namun sejauh yang diperhatikkan pasien dan keluarga dapat memahami dengan baik proses terjadinya  halusinasi
3.      Pasien dan keluarga dapat Menjelaskan macam – macam halusinasi namun pada penjelasannya masi ada yang kurang dipahami oleh pasien (pasien hanya dapat menjelaskan 3 dari 5 macam halusinasi sedangkan keluarga dapat menjelaskan ke 5 macam halusinasi tersebut)
4.      Pasien dan keluarga hanya dapat menyebutkan 4 dari 7 tanda - tanda  halusinasi
5.      Pasien dan keluarga dapat Menjelaskan dan mempraktekkan cara mengontrol halusinasi, menghardik sambil menutup kedua telinga dan mengatakan “pergi kamu, kamu tidak nyata”







DAFTAR PUSTAKA

Dirjen, Keswa. 1996. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 1. Direktorak Kesehatan Jiwa RSJP : Bandung
Keliat, B.A. 1998. Proses Perawatan Kesehatan Jiwa (Terjemahan). EGC : Jakarta Handout Keperawatan Jiwa
Keliat. B.A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2. EGC : Jakarta
Carpenito, Lynda Tuail. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. EGC : Jakarta






















Lampiran Materi

A. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola diri stimulus yang mendekat yang diperkasai secara internal atau eksternal disertai dengan suatu pengurangan berlebihan distarsi/ kelainan berespon terhadap stimulus. (Mary C.T, 2008)
Halusinasi adalah gangguan sensori/persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. (Maramis, 1998).

B. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi berkembang melalui 4 fase :
1. Fase pertama
Klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepian yang memuncak dan tidak dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan. Cara ini hanya menolong sementara.
2. Fase kedua
Kecemasan meningkat, melamun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu ia tetap dapat mengontrol.
3. Fase ketiga
Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Klien jadi terbiasa dan tidak berdaya mengontrol halusinasinya.
4. Fase keempat
Halusinasi berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya hilang kontrol dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungannya.

C. Macam – macam Halusinasi
1)  Pendengaran
Mendengarkan suara-suara/ kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien bahkan sampai ke percakapan lengkap antara 2 orang atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien, disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.
2)  Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks, bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.
3)  Penghirup
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, feses, umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghirup sering akibat stroke, tumor, kejang atau demensta.
4)  Pengecapan
Merasa mengecap seperti rasa darah, urine atau feses.
5)  Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.

D. Tanda – Tanda Halusinasi
1.      Menarik diri.
2.      Tersenyum sendiri duduk terpaku.
3.      Bicara sendiri.
4.      Memandang satu arah.
5.      Menyerang.
6.      Tiba-tiba marah.
7.      Gelisah.

E. Cara Mengontrol Halusinasi
1.  Meningkatkan kontak dengan realitas
a. Bicara tentang topik yang nyata, tidak mengikuti isi halusinasi.
b. Bicara dengan klien secara sering dan singkat.
c. Buat jadual kegiatan seharian untuk menghindari kesendirian.
d. Ajak bicara jika tampak klien sedang berhalusinasi.
e. Diskusikan hasil observasi anda.

2. Bantu menurunkan kecemasan
a.         Temani, cegah isolasi dan menarik diri.
b.        Terima halusinasi klien tanpa men-dukung dan menyalahkan. (Misal: “Saya percaya anda mendengar tetapi saya sendiri tidak mendengarnya.”)
c.         Beri kesempatan untuk mengung-kapkan
d.        Tetap hangat, empati, kalem dan lemah lembut.

3. Mencegah  klien melukai diri sendiri dan orang lain.
a.       Lakukan perlindungan.
b.      Kontak yang sering secara personal.
c.       Berikan obat secara rutin.

0 komentar:

Posting Komentar