SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
HALUSINASI
A. Topik : Perilaku Halusinasi
Sub topic :
Cara Mengontrol Halusinasi
B. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 15 April 2016
Waktu : 10.00 pagi
Tempat : Poli Jiwa
C. Sasaran
Keluarga dan pasien.
D. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Setelah
menerima pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan
keluarga mampu memahami
tentang cara mengenali Halusinasi.
2.
Tujuan Khusus
Setelah
menerima pendidikan kesehatan tentang Halusinasi selama 1 x 15 menit,
diharapkan pasien dan keluarga mampu :
a. Menjelaskan
pengertian dari Halusinasi
b. Menjelaskan proses
terjadinya halusinasi
c. Menjelaskan macam –
macam Halusinasi
d. Menjelaskan tanda –
tanda dari Halusinasi
e. Menjelaskan cara
mengontrol Halusinasi
E. Pokok Materi
Terlampir
`F. Kegiatan Pembelajaran
No
|
Tahap
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Respon yang diharapkan
|
1.
|
Pre Interaksi
|
1. Salam pembuka
2. Perkenalan perawat
3. Penyampaian tujuan
pendidikan kesehatan
4. Melakukan kontrak
waktu
5. Menyampaikan apersepsi
|
5
menit
|
1. Pasien dan keluarga
menjawab salam
2. Pasien dan keluarga
menerima perkenalan
3. Pasien dan keluarga
mengerti tentang tujuan penkes
4. Pasien dan keluarga
menyetujui kontrak waktu
5. Pasien dan keluarga
mau menyampaikan pendapat
|
2.
|
Interaksi
|
Ø Menjelaskan isi dari materi :
a.
Menjelaskan pengertian dari Halusinasi
b.
Menjelaskan proses terjadinya halusinasi
c.
Menjelaskan macam – macam Halusinasi
d.
Menjelaskan tanda - tanda dari Halusinasi
b.
Menjelaskan cara mengontrol Halusinasi
|
20
menit
|
Ø Pasien dan keluarga mampu dan mau untuk
mendengarkan ceramah dengan baik dan kooperatif
|
|
|
·
Mempersilahkan pasien dan keluarga untuk bertanya mengenai
materi yang belum dipahami
·
Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga
|
·
Pasien dan keluarga mau bertanya
·
Pasien dan keluarga kooperatif dan mau berpartisipasi dengan
baik
|
|
3.
|
Terminasi
|
·
Menjelaskan yang belum dipahami
·
Melakukan evaluasi pelaksanaan penkes
·
Menyampaikan kesimpulan penkes
·
Melakukan kontrak waktu yang akan datang
·
Menyampaikan salam penutup
|
5
menit
|
·
Pasien dan keluarga mau mendengarkan
·
Pasien dan keluarga menjawab pertanyaan perawat
·
Pasien dan keluarga memperhatikan
·
Pasien dan keluarga menyetujui kontrak waktu
·
Pasien dan keluarga menjawab salam
|
G.
Metode Penyuluhan
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
3.
Diskusi
H.
Alat dan Media Penyuluhan
Leaflet
I. Evaluasi
1. Pasien dan keluarga
dapat Menjelaskan pengertian dari halusinasi walaupun belum sempurna
2. Pasein dan keluarga
dapat Menjelaskan proses terjadinya halusinasi walaupun masi ada kekurangan
dalam penjelasannya. Namun sejauh yang diperhatikkan pasien dan keluarga dapat
memahami dengan baik proses terjadinya halusinasi
3. Pasien dan keluarga
dapat Menjelaskan macam – macam halusinasi namun pada penjelasannya masi ada
yang kurang dipahami oleh pasien (pasien hanya dapat menjelaskan 3 dari 5 macam
halusinasi sedangkan keluarga dapat menjelaskan ke 5 macam halusinasi tersebut)
4. Pasien dan keluarga
hanya dapat menyebutkan 4 dari 7 tanda - tanda
halusinasi
5. Pasien dan keluarga
dapat Menjelaskan dan mempraktekkan cara mengontrol halusinasi, menghardik
sambil menutup kedua telinga dan mengatakan “pergi kamu, kamu tidak nyata”
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen, Keswa. 1996. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa,
Edisi 1. Direktorak Kesehatan Jiwa RSJP : Bandung
Keliat, B.A. 1998. Proses Perawatan Kesehatan Jiwa
(Terjemahan). EGC : Jakarta Handout Keperawatan Jiwa
Keliat. B.A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi
2. EGC : Jakarta
Carpenito, Lynda Tuail. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan,
Edisi 8. EGC : Jakarta
Lampiran Materi
A. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
perubahan dalam jumlah dan pola diri stimulus yang mendekat yang diperkasai
secara internal atau eksternal disertai dengan suatu pengurangan berlebihan
distarsi/ kelainan berespon terhadap stimulus. (Mary C.T, 2008)
Halusinasi adalah gangguan sensori/persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar. (Maramis, 1998).
B. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi
berkembang melalui 4 fase :
1.
Fase pertama
Klien
mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepian yang memuncak dan tidak
dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang
menyenangkan. Cara ini hanya menolong sementara.
2.
Fase kedua
Kecemasan
meningkat, melamun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada
bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu ia tetap dapat
mengontrol.
3.
Fase ketiga
Bisikan,
suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Klien
jadi terbiasa dan tidak berdaya mengontrol halusinasinya.
4.
Fase keempat
Halusinasi
berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien. Klien menjadi takut,
tidak berdaya hilang kontrol dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan
orang lain di lingkungannya.
C. Macam – macam Halusinasi
1) Pendengaran
Mendengarkan
suara-suara/ kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan
yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien bahkan
sampai ke percakapan lengkap antara 2 orang atau lebih tentang orang yang
mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan
bahwa pasien, disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.
2) Penglihatan
Stimulus
visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun, bayangan
yang rumit atau kompleks, bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti
melihat monster.
3) Penghirup
Membaui
bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, feses, umumnya bau-bauan yang
tidak menyenangkan. Halusinasi penghirup sering akibat stroke, tumor, kejang
atau demensta.
4) Pengecapan
Merasa
mengecap seperti rasa darah, urine atau feses.
5) Perabaan
Mengalami
nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, rasa tersetrum listrik
yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.
D. Tanda – Tanda Halusinasi
1.
Menarik
diri.
2.
Tersenyum
sendiri duduk terpaku.
3.
Bicara
sendiri.
4.
Memandang
satu arah.
5.
Menyerang.
6.
Tiba-tiba
marah.
7.
Gelisah.
E. Cara Mengontrol Halusinasi
1.
Meningkatkan kontak dengan realitas
a. Bicara tentang topik yang nyata,
tidak mengikuti isi halusinasi.
b. Bicara dengan klien secara sering
dan singkat.
c. Buat jadual kegiatan seharian
untuk menghindari kesendirian.
d. Ajak bicara jika tampak klien
sedang berhalusinasi.
e. Diskusikan hasil observasi anda.
2. Bantu menurunkan kecemasan
a.
Temani,
cegah isolasi dan menarik diri.
b.
Terima
halusinasi klien tanpa men-dukung dan menyalahkan. (Misal: “Saya percaya anda
mendengar tetapi saya sendiri tidak mendengarnya.”)
c.
Beri
kesempatan untuk mengung-kapkan
d.
Tetap
hangat, empati, kalem dan lemah lembut.
3. Mencegah
klien melukai diri sendiri dan orang lain.
a.
Lakukan
perlindungan.
b.
Kontak
yang sering secara personal.
c.
Berikan
obat secara rutin.
0 komentar:
Posting Komentar